Friday, October 23, 2015

Ternyata Banyak Pola Sungai Bawah Tanah di Blora

Blora selalu mempunyai daya tarik bagi para peneliti baik dari komunitas pecinta lingkungan, lembaga maupun perorangan. Setelah  pada 1-7 Desember 2009 Tim Vertebrata Museum Geologi Bandung bersama  peneliti dari Universitas Wollongong Australia Dr Gert Van Den Bergh, melakukan penelitian dan penggalian fosil gajah purba di Dukuh Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada tahun 2013 lalu tim okupasi Balai Arkeologi Yogyakarta juga melakukan penggalian dan penelitian terhadap kerangka manusia prasejarah yang ditemukan di Goa Kidang, Todanan, Blora. Kini giliran para peneliti dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) menemukan pola aliran sungai bawah tanah di Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan.

Tim dari Unnes yang terdiri 5 orang peneliti menyimpulkan bahwa wilayah Kecamatan Todanan termasuk daerah geologi mayoritas karst. Di mana karst pada umumnya memiliki potensi adanya aliran sungai bawah tanah. Kesimpulan itu diambil setelah tim melakukan observasi pada bulan mei 2015 lalu.

Para peneliti melanjutkan tahapan demi tahapan dengan melakukan identifikasi potensi pola aliran sungai bawah tanah di Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan. Dengan metode Very Low Frequency (VLF) mereka berhasil mengukur indikasi kontras anomali yang diduga berupa batuan berongga terisi air yang membentuk pola alisan sungai bawah tanah. Metode VLF juga merupakan metode geofisika yang bertujuan mengukur daya hantar listrik batuan, yakni dengan meneliti sifat-sifat gelombang elektromagnetik sekunder. Gelombang sekunder ini merupakan hasil induksi gelombang elektromagnetik primer yang berfrekuensi sangat rendah, yakni 10 sampai  30 KHz. Rentang frekuensi tersebut dikelompokkan ke dalam VLC.

Kecamatan Todanan dipilih oleh Tim dari Unes untuk melakukan penelitian dikarenakan di daerah tersebut banyak karst bebatuan. Pada umumnya karst tersebut memiliki adanya potensi aliran sungai yang diyakini  dijadikan sumber mata air bersih.
Setelah melakukan pengambilan data, tim melakukan prosesing dan interpretasi data. Menurutnya, dari hasil interpretasi didapatkan pola aliran bawah tanah antara kelima lintasan yang telah dilakukan pengambilan data di kawasan karst Todanan Kabupaten Blora. Pola aliran bawah tanah diduga alirannya menuju ke arah Timur dari muara sungai bawah tanah (Goa Macan).

Kawasan Karst
Blora adalah salah satu sebaran kawasan karst yang ada di Indonesia yang seluruhnya mencakup luas sekitar 15,4 juta hektare . Perkiraan umur dimulai sejak 470 juta tahun lalu sampai yang terbaru sekitar 700.000 tahun. Keberadaan kawasan karst di Blora ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan Blora pernah menjadi dasar laut, namun kemudian terangkat dan mengalami pengerasan. Wilayah karst biasanya berbukit-bukit dengan banyak gua.
Karakteristik karst
Ciri-ciri daerah karst yang merupakan karakteristik daerah Blora diantaranya adalah : 
  • Daerahnya berupa cekungan-cekungan.
  • Terdapat bukit-bukit kecil.
  • Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.
  • Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah
  • Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu gamping.
  • Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.
Di kawasan karst Blora banyak dijumpai gua dan sungai bawah tanah yang juga menjadi pemasok ketersediaan air tanah yang sangat dibutuhkan oleh kawasan yang berada di bawahnya. Termasuk di dalamnya ketersediaan air tawar (dan bersih) bagi kehidupan manusia, baik untuk keperluan harian maupun untuk pertanian dan perkebunan.




Dengan diadakan penelitian ini, diharapkan bisa memberi informasi titik-titik eksplorasi air tanah yang nantinya menjadi acuan dalam pengembangan dan pembangunan secara maksimal. Diharapkan pemerintah baik daerah maupun pusat bisa proaktif dan tanggap terhadap penemuan ini sehingga dapat mengatasi kelangkaan air bersih di Blora.

(pandu-fpsbb,komunitas gogreen99)
Sumber lain : kompas,wikipedia,unnes.




0 comments:

Post a Comment