Optimisme pemerintah (presiden Jokowi), bahwa Oktober ekonomi kita mulai meroket, mulai
terbukti. Sebelumnya banyak yang pesimistis bahwa ekonomi kita sedang
menuju kehancuran.
Para analisis terkejut dan mencari dalil penguatan rupiah. Ada yang mengatakan bahwa
meroketnya rupiah bukan karena Jokowi tetapi karena The Fed yang urung
menaikkan suku bunganya.
Tren melemahnya dollar dan menguatnya rupiah juga terjadi bukan hanya di
Indonesia tetapi juga di pasar Asia dan di Eropa. Namun kemungkinan itu
hanya sebuah kebetulan. Rupiah menguat karena jelas ada usaha extra pemerintah Indonesia. Presiden Jokowi sendiri sebelumnya telah memprediksi bahwa bulan oktober ekonomi kita akan meroket.
Rupiah menguat paling tertinggi dibanding mata uang di kawasan regional
Asia. Namun, ada beberapa mata uang negara Asia lain yang juga menguat
terhadap dolar AS.
Penguatan rupiah sontak melahirkan optimisme baru di bursa saham yang
naik tajam. Hari ini IHSG hampir menyentuh level optimisme pada level
4.400. Kelihatan sekali para investor asing panik dan mulai buru-buru
membeli saham-saham yang sudah murah.
Ada aura positif kesibukan luar biasa di pasar saham. Para investor
yang semula khawatir, ini mulai balik badan dan optimis akan masa depan
ekonomi Indonesia.
Jika sampai akhir Oktober harga tutup di bawah 14.130, dalam teori candle ini disebut bearish engulfing yang menandakan sinyal sangat kuat untuk penguatan rupiah. Tentu saja dengan catatan Amerika tetap di zona merah dan tidak menaikkan suku bunganya, atau negara lain seperti Inggris, Eropa, Swiss dan Jepang berhasil memukul mundur dollar.
Sumber : tribunkaltim
kompasiana
islamtoleran
0 comments:
Post a Comment