Burung Betet merupakan salah satu fauna khas identitas Jawa Tengah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai maskot asli kabupaten Blora bersama satwa-satwa lain dikota dan kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Namun keberadaan satwa ini sekarang sangat langka, bahkan sangat sulit untuk ditemui, tidak seperti sebelum terjadi penjarahan hutan beberapa puluh tahun yang lalu.
Kondisi Blora yang notabene adalah kawasan hutan jati yang luas sangat cocok sebagai habitat burung yang mempunyai nama latin Psittacula
alexandri ini.
Betet menyebar hingga ketinggian 1500 m dpl di pelbagai tipe hutan, termasuk hutan mangrove dan hutan jati, kebun-kebun kelapa, mangga, kebun-kebun campuran pada umumnya, hingga ke taman-taman dan wilayah permukiman.
Betet biasa hidup bergerombol dalam jumlah banyak, baik saat terbang
maupun beristirahat dan bersarang dalam kelompok. Biasanya, dalam
sebatang pohon bisa ditempati banyak sarang yang tidak berjauhan.
Terbang cepat dalam kelompok melalui tempat terbuka sambil bersuara
bising; dan hinggap dengan ribut karena kepakan sayapnya. Makan atau
bertengger di pohon sambil saling berteriak. Suara: seruan tajam
berulang-ulang kekekek, atau teriakan parau seperti terompet.
Betet memakan aneka buah-buahan, biji-bijian, nektar, tunas pepohonan, serta bunga-bungaan; terutama bunga-bunga Parkia, Albizia dan Erythrina. Selain memakan bunga dan aneka buah-buahan, betet umumnya biji-bijian yang keras sekalipun layaknya kakatua karena paruh
mereka besar dan kuat;lain halnya dengan nuri yang lidahnya seperti
sikat, sehingga mereka memakan makanan yang lembut ataupun lunak.
Bersarang sepanjang tahun dalam koloni. Sarang dibuat dalam lubang pohon, sering di lubang bekas burung pelatuk, yang dilapisi dengan serpihan kayu. Telur berjumlah 2-4 butir, agak bulat, berwarna putih. Betet biasa berkembangbiak sepanjang tahun.
Burung Betet cenderung memanfaatkan lapisan Tengah dan
atas kanopi. Kecenderungan ini berhubungan erat dengan jenis pakan, predator
dan cara terbang. Betet menggunakan lapisan kanopi tengah bertujuan untuk
berlindung baik dari hujan maupun predator. Hal ini sesuai dengan penjelasan
Krebs (1987) Pemilihan tenggeran pada strata tengah dilakukan dibawah kanopi,
hal ini berkaitan dengan kenyamanan tempat dan fungsi perlindungan dari
predator, sinar matahari dan cuaca. Warna bulu yang hijau dimanfaatkan betet
untuk bertamuflase dengan daun. Sedangkan pemanfaatan lapisan atas berhubungan
dengan jenis pakan yaitu buah-buahan, bunga dan pucuk daun muda yang terdapat
di ujung ujung ranting. Selain itu pula betet juga sangat suka bertengger du
puncak pohon untuk berjemur.
Selain ditemukan di Indonesia (Jawa Tengah, Aceh ), populasi burung betet juga menyebar mulai dari kaki pegunungan Himalaya, Cina selatan dan Asia Tenggara. Jenis burung ini merupakan spesies
yang memiliki banyak variasi geografis. Bulunya yang cerah dan mudah dijinakkan menjadi daya tarik burung ini diburu untuk dipelihara.
Sumber : wikipedia, scribd.
keren mas, salam dr jiken blogger newbie ridhoirkham.blogspot.com
ReplyDelete