Siapapun pasti tidak asing dengan Gedung ini, bahkan mungkin banyak yang mempunyai kenangan khusus dengan gedung ini, apalagi yang pada era '70 -'80an masih berusia remaja, pasti banyak mempunyai kenangan indah dengan gedung ini. Meskipun di era '65 dan juga pada masa pendudukan Belanda dan Jepang gedung ini menjadi saksi bisu atas peristiwa kelam yang terjadi pada saat itu.
Ketika Belanda menduduki Indonesia, tempat ini pertnah dijadikan gest huis Belanda. Pernah juga dijadikan markas Kempetai (Polisi Militer) Jepang. Pada peristiwa '65, gedung ini dijadikan tempat untung menampung para tahanan politik.
Pada akhirnya pemerintah kabupaten mengambil alih dan Nama Gedung Rajawali atau Tri Daya Teater diganti menjadi Gedung Sasana Bhakti, Seiring lesunya industri dan perkembangan teknologi perfilman, juga menimbang untuk kepentingan yang lebih bermanfaat.
Kini gedung yang mampu menampung lebih kurang lima ratus orang tersebut dibuka untuk umum dan bisa digunakan sebagai tempat pertemuan, pesta pernikahan, perpisahan sekolah, atau acara tertentu lainnya.
Bangunan aset daerah tersebut, kini kelihatan menarik perhatian. Perubahan dilakukan dibeberapa bagian gedung, terutama di teras dan wajah gedung bagian atas tanpa mengurangi keaslian fisik bangunan sebelumnya.
Disamping gedung ini juga telah dilengkapi bangunan TIC dan Replika Fosil Gajah Purba Blora.
Gedung Sasana Bhakti sepenuhnya dikelola oleh Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, kemudian di gabung menjadi Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora.
Nah...kalau anda pernah punya kenangan dengan gedung ini, datang saja...!
Selain anda bisa mengenang memori anda, anda juga bisa menikmati aneka kuliner yang tersedia disepanjang trotoar khusus diseputaran alun-alun Blora. Kalau anda sudah bercucu, ajak serta cucu anda, karena berbagai aneka permainan anak-anak juga ada disana.
Sumber : Pemkab Blora
Sumber : Pemkab Blora
0 comments:
Post a Comment